Senin, 07 November 2016

Aksi Damai 4 November

Aksi Damai 4 November mengakibatkan banyak dampak negatif. Salah satu dampak dari Aksi Damai 4 November yaitu banyaknya sampah yang bertebaran. Selain itu, dampak dari Aksi Damai 4 November yaitu terganggunya aktivitas perekonomian baik usaha kecil, menengah maupun usaha dengan skala besar. Terjadinya Aksi Damai 4 November mungkin salah satu tanda bahwa sudah tuanya alam ini. Berikut merupakan penjelasannya.
JAKARTA - Dampak aksi unjuk rasa menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berlangsung sepanjang Jumat (4/11/2016), membuat banyak pedagang alami kerugian dan distribusi logistik terganggu. Hal ini karena banyak pelaku usaha menutup toko saat aksi unjuk rasa berlangsung.
“Saya memprediksi, kerugian akibat unjuk rasa ini mencapai sekitar Rp500 miliar. Dengan asumsi perhitungan bahwa jumlah toko yang tutup di beberapa pusat perdaganga tersebut diatas mencapai 20.000 toko dengan omzet perhari rata rata Rp 25 juta per toko,” kata Wakil ketua Kadin Jakarta, Sarman Simanjorang.
Tidak hanya itu, pengunjung mall, cafe dan restoran berkurang hampir 50 persen, berbagai acara rapat atau pertemuan di hotel dibatalkan, operasional kantor dikawasan Sudirman, Thamrin, Hayam Wuruk dan Gajah Mada dan di sekitar ring satu istana pada umumya meliburkan diri walaupun ada yang masuk setengah hari.
Pusat pusat perdagangan seperti tanah abang, HWI Glodok, ITC, glodok plaza, glodok Jaya, Mangga Dua Glodok, Pasar Pagi, ITC, Mangga Dua Electronics dan ruko disekitarnya, disentra Cempaka Mas pada umumnya sebahagian besar tutup.
"Walaupun ada sebagian yang sempat buka di pagi hari, namun menjelang Sholat Jumat sudah menutup tokonya," tuturnya, yang dilansir hanter.
Kawasan Kelapa Gading juga mengalami kondisi yang sama. Ribuan toko dikawasan pusat perdagangan tutup. Sedangkan beberapa Mall yang jauh dari pusat demo seperti misalnya di daerah Pondok Indah, Citos, grogol, kebun jeruk relatif normal.
IHSG Aman
Sementara itu, aksi unjuk rasa tidak membuat nilai tukar Rupiah anjlok. Begitupun pada perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang ditutup menguat pada akhir pekan ini.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat ke level Rp13.068 per USD jika dibandingkan pembukaan pagi ini yang berada di Rp13.088 per USD, atau naik tujuh poin atau setara 0,06 persen. Sementara rentang gerak Rupiah berada di Rp13.058-Rp13.115 per USD sepanjang perdagangan sesi Jumat.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) rupiah terhadap USD, nilai tukar rupiah diperdagangkan di posisi Rp13.103 per USD.
Sedangkan untuk indeks harga saham gabungan (IHSG) sesi Jumat, akhirnya ditutup menghijau setelah setelah beberapa hari parkir di zona merah. Indeks ditutup menguat 33,158 poin atau 0,622 persen ke level 5362.66. Sebanyak 103 saham mengalami penurunan. Sedangkan 182 saham naik. Sementara itu, 101 saham bergerak di tempat alias stagnan.
"Semua (pelaku pasar dan pemangku kepentingan) memiliki pemahaman bahwa aksi akan berjalan damai dan tidak ada implikasi kepada ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar